Jumat, 04 Desember 2009

polypodiaceae




Polypodiaceae
Kingdom Plantae
Divisi Pteridophyta
Class Pteridopsida
Ordo Polypodiales
Family Polypodiaceae
Polypodiaceae merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta) yang tergolong sebagai bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales). Suku yang monofiletik ini merupakan suku dengan anggota jenis yang paling banyak dibandingkan dengan suku-suku tumbuhan paku lainnya, dengan lebih dari 60 marga dan merangkum sekitar 1000 jenis. Sejumlah suku yang biasanya dipisahkan sekarang digabungkan ke dalam suku ini, seperti Drynariaceae, Grammitidaceae, Gymnogrammitidaceae, Loxogrammaceae, Platyceriaceae, dan Pleurisoriopsidaceae.
Anggota-anggotanya kebanyakan epifit, rimpang yang menjalar di tanah atau batang pohon, dengan daun yang lebar dan bentuknya beraneka ragam. Banyak anggotanya yang merupakan tanaman hias taman atau ruangan, seperti Drynaria dan paku tanduk rusa (Platycerium).
Suku polypodiaceae. Sorus bentuknya bermacam-macam. Letak sorus pada tepi atau dekat tepi daun, dapat pula pada urat-urat, berbentuk garis, memangjang, bulat. Sporangium kadang-kadang sampai menutupi seluruh permukaan daun yang fertil. Sporangium bertangkai dengan annulus fertikal, tidak sempurna, jika masak pecah dengan celah melintang. Indusium ada atau tidak ada, melekat pada satu sisi saja, kadang-kadang berbentuk ginjal atau perisai dengan tepi rata atau bertoreh. Rimpang merayap atau berdiri, mempunyai ruas-ruas yang panjang, jarang memperlihatkan batang yang nyata. Daun bermacam-macam, tunggal atau majemuk, dengan urat-urat yang bebas atau aling berdekatan. Akar dan daun sering kali bersisik (Tjitrosoepomo, 2005).
Suku ini tidak memberikan kesan adanya keseragaman diantara anggota-anggotanya, dan mungkin sering sekali berasal dari bermacam-macam bentuk. Oleh sebab itu ada yang menganggap perlu untuk membeda-bedakan menjadi beberapa suku (Tjitrosoepomo, 2005).


Berikut adalah contoh dan manfaat dari marga dari Polypodiaceae, antara lain:
1. Paku tanduk rusa (Platycerium coronaruium)










Paku tanduk rusa (Paltycerium coronarium) termasuk jenis paku-pakuan. Tumbuhan ini banyak ditemukan dan dipelihara sebagai tanaman hias karena pesona juntaian daunnya yang indah. Tanduk rusa merupakan tanaman yang hidupnya menempel kuat pada benda atau pohon lain tetapi tidak merugikan tumbuhan yang menjadi inangnya. Atau mempunyai sifat epifit. Tanduk rusa atau juga di sebagian daerah disebut simbar menjangan selain permukaan daunnya mirip kulit rusa yaitu kasar, daun tanduk rusa menjuntai ke bawah bercabang-cabang menyerupai tanduk binatang rusa yang terbalik. Pada dasarnya tanduk rusa merupakan tumbuhan tegak yang menempel pada inang dengan pokok penumpu berupa akar dan rimpang batang membentuk bungkah kool berwarna coklat dan jutaian helaian daun berwarna hijau. Tanduk rusa menyukai tempat yang tidak langsung memperoleh sinar matahari. Pengembangbiakannya dilakukan dengan spora atau dengan memindahkan akar rimpangnya. Selain sebagai tanaman hias, paku tanduk rusa juga berkhasiat sebagai obat demam, radang Rahim luar, haid tidak teratur, bisul, abses.
2. Pakis Sarang Burung (Asplenium nidus)

Pakis sarang burung yang batangnya berupa rizoma yang pendek, bersisik rapat, warna coklat kehitaman, daun tunggal, roset akar, dan akar serabut, adalah spesies epifit yang biasanya ditemui di kawasan tanah pamah. Paku sarang burung merupakan jenis tumbuhan paku populer sebagai tanaman hias halaman. Orang Sunda menyebutnya kadaka, sementara dalam bahasa Jawa dikenal dengan kedakah. Penyebaran alaminya adalah di sabuk tropis Dunia Lama (Afrika Timur, India tropis, Indocina, Malesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik. Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, entalnya dapat mencapai panjang 150cm dan lebar 20cm, menyerupai daun pisang. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung. Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae). Ental-ental yang mengering akan membentuk semacam "sarang" yang menumpang pada cabang-cabang pohon. "Sarang" ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya. Khasiat dari paku sarang burung antara lain anti radang dan pelancar peredaran darah, obat bengkak, obat luka memar, dan lain-lain.


3. Sisik naga (Drymoglossum piloselloides)


Sisik naga merupakan tumbuh-tumbuhan epifit kecil dengan akar rimpang tipis, merayap jauh. Daun satu sama lain tumbuh pada jarak yang pendek, tangkai
pendek, tidak terbagi, pinggir utuh, berdaging atau seperti kulit, permukaan buah
tidak berbulu sama sekali atau sedikit. Tumbuh-tumbuhan ini tersebar di seluruh
Asia Tropik, di daerah dengan musim kering yang banyak hujan, dari daerah datar. Seluruh tanaman sisik naga, baik segar maupun yang dikeringkan, dapat digunakan untuk mengatasi beragam penyakit seperti: radang gusi, sariawan, pendarahan, rematik pada jaringan lunak, TBC paru-paru disertai batuk darah, dan
kanker payudara (Hariana, 2006). Sisik naga dapat juga digunakan untuk pengobatangondongan (parotitis), sakit kuning (jaundice), sakit perut, sembelit, keputihan. Pemakaian luar untuk penyakit kulit, seperti kudis dan kurap (Andika, 2009).



Andika, Reski.2009.HW Paku Hias.http://www.sitepeuki.co.cc.contac.html. Diakses Tanggal 24 Oktober 2009
Anonymous, 2009.Tumbuhan Paku. http://id.wikipedia.org/wiki/tumbuhan_paku. Diakses Tanggal 24 Oktober 2009
Tjitrosoepomi, Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press
Brock, William.2009. Living Laboratory. www.library.okstate.edu/.../plants.html. diakses tanggal 24 Oktober 2009

1 komentar:

  1. bagus juga blognya....
    bisa buat nyimpan ilmunya.
    jadi kelak disuatu hari nanti, kalau lupa tinggal buka deh blognya...
    hiks....

    BalasHapus

bagi yang uda baca blogku ni mohon dikomentari ya...............